CARA MEMBUAT BOM ASAP BERACUN
︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻︻
Ada artikel menarik di salah satu situs berita nasional. Bahwasanya, diduga kuat para teroris menggunakan racun sianida untuk menjalankan aksinya. Karena terinspirasi dengan kasus Jessica Mirna.
Okelah klo begitu, saya terinspirasi dengan berita tersebut dan membantu mewujudkan impian para ansharut taghut. Cuman bedanya, ane memilih untuk mengembangkan racun tersebut menjadi bom asap beracun yang lebih mudah dirakit dan digunakan.
Bom asap beracun, pada prinsipnya mirip dengan bom asap biasa. Akan tetapi, didalam bom asap tersebut diberi tambahan zat beracun. Zat beracun dimaksudkan adalah untuk memberikan dampak yang lebih luas terhadap target serangan. Pembuatan bom asap ini juga dimaksudkan untuk mengefektifkan serangan terhadap target secara senyap. Sehingga target bisa dilumpuhkan tanpa terindikasi adanya serangan terhadap target.
Secara umum, bom asap terdiri dari beberapa komponen. Pertama, adalah komponen pembakar. Komponen pembakar biasanya digunakan potassium nitrat (KNO3) yang bisa didapatkan di pupuk. Potasium nitrat ini dicampur dengan gula dengan perbandingan 3:2 dengan cara dimasak caramel. Tutorial tentang bom asap bisa dicari di bagian lain situs ini.
Kedua, adalah zat beracun. Zat beracun yang biasa digunakan dapat berupa zat padat (fluor didalam lampu neon putih, klor didalam pemutih pakaian, fosfor, belerang, racun tikus, dan lain-lain), zat cair (didalam insektisida, didalam racun tikus cair), maupun gas. Namun biasanya, bahan beracun yang ditambahkan ke dalam bahan bakar tersebut berupa zat padat dan cair, karena gas mudah terbakar dan larut didalam udara.
Secara pencampuran. Zat beracun yang digunakan dapat dicampurkan dengan cara. Pertama, dicampurkan bersama zat pembakar. Dengan catatan, bahwasanya ketika terbakar dengan zat pembakar, zat tersebut tidak larut (terbakar). Antum bisa melakukan tes uji coba dengan cara zat tersebut dibakar secara langsung (misal : direbus atau ditaburkan diatas bara api). Apabila direbus tercium bau menyengat saat direbus, atau saat ditaburkan diatas bara api. Maka, zat tersebut 'kuat' untuk dicampur secara langsung.
Kedua, adalah dibungkus aluminium foil kemudian baru dicampurkan ke dalam zat pembakar. Aluminium foil dimaksudkan supaya zat tersebut tidak terbakar secara langsung oleh api. Namun hanya dipanaskan saja dengan suhu bakar zat pembakar tersebut. Cara mengujinya adalah dengan direbus. Apabila zat tersebut menguap dengan cepat, maka zat tersebut harus dibungkus aluminium foil supaya mengefektifkan pembuatan asap.
Ketiga, adalah dicampur dengan zat lain yang tidak mudah terbakar. Zat beracun yang digunakan disini biasanya adalah zat cair seperti insektisida. Zat lain yang dicampurkan dalam zat beracun tersebut misalnya adalah arang (carbon). Yaitu dengan cara arang yang telah dihaluskan, direndam ke dalam zat cair beracun tersebut. Zat lain yang dicampurkan bisa pula zat padat yang sulit terbakar namun beracun seperti fluor (serbuk putih di dalam lampu neon). Caranya sama, yaitu direndam dengan zat cair beracun tersebut.
Insektisida yang digunakan adalah untuk membunuh hama seperti tikut. Antm bisa menanyakan racun insektisida racun tikus yang terkuat apa di toko toko pertanian.
Dengan mengkombinasikan beberapa zat. Kita juga mampu menciptakan bom asap beracun yang sangat kuat. Salah satunya adalah pembuatan bom sarin yang berbahan baku fluor (serbuk putih didalam lampu neon), klorin (pemutih baju/ insektisida/ penjernih air), fosfor putih (bahan sablon baju), yang bila dicampurkan akan membentuk racun yang sangat kuat.
Beberapa tahun silam, ane pernah mencampurkan antara racun tikus, racun keris (arsen), fluor, dengan fosfor untuk membuat bom asap yang kuat.
Untuk ukuran, Hal tersebut mengikuti dari kecepatan bakar zat beracun tersebut. Sebagai contoh, apabila zat tersebut mudah terbakar, meski telah dicampur zat lain yang sulit terbakar, maupun dimasukkan ke dalam aluminium foil. Maka campuran tersebut dapat lebih dari 50%.Apabila sulit terbakar, maka cukup gunakan maksimal 20% dari total bahan bakar yang digunakan. Semakin mudah terbakar, akan menjadikan semakin banyak konsentrasi bahan beracun yang digunakan. Dan keefektifitasan bom asap beracun tersebut semakin baik.